Tokoh Sastra Arab Saudi- Nizar Tawfiq Qabbani

Nama lengkapnya Nizar Tawfiq Qabbani, lahir pada 21 Maret 1923 di Suriah. Karya-karyanya yang terkenal antara lain Habbibati, Qalat li al-Samra’ , Qasa’id (sajak-sajak), Samba, Anti Li dan Fath Pasukan Komando Palestina. Keluarganya dikenal sebagai pedagang. Ayahnya Taufiq Qabbani adalah pemilik pabrik cokelat. Namun, bakat sastranya mungkin keturunan kakeknya, Abu Khalil, yang dikenal sebagai penyair, komposer, dan aktor panggung. 

Ia dididik di National Scientific College School milik teman ayahnya Ahmad Munif al-Aidi. Ia pernah juga belajar di Universitas Damaskus dengan mengambil spesialisasi hukum. 
Sejak usia dini, Nizar mulai mengungkapkan perasaan dan pikirannya melalui puisi. Ketika dia berusia 15 tahun, saudara perempuannya yang bernama Wisal bunuh diri. Alasannya adalah kakaknya menolak perjodohan yang diatur oleh orang tuanya. 
Insiden tragis ini menyinggung Nizar. Dia bertanya-tanya bagaimana keluarga yang berpendidikan, beradab, dan tidak pernah kelaparan dapat memberikan kebebasan dan ketidakadilan kepada kakaknya. 

Dengan latar belakang ini, ia sering berbicara tentang hak-hak perempuan dalam karyanya. Tidak diragukan lagi bahwa sebagian besar tulisannya didominasi oleh pandangannya tentang feminisme. 

Nizar Qabbani, juga dikenal sebagai Piawai menggambarkan penderitaan perempuan dalam masyarakat modern dalam karyanya. Setelah mendapatkan karir di Kementerian Luar Negeri Suriah sebagai diplomat, ia dipindahkan ke Beirut, Kairo, Istanbul, Madrid dan London. 
Nizari mulai menulis puisi pada usia 16 tahun. Pada usia 19, ia menerbitkan koleksi puisi pertamanya dengan biaya sendiri. Buku-bukunya sering menjadi kontroversi karena bait-baitnya yang romantis, terutama ketika menyangkut tubuh wanita. Pada saat itu, ini dianggap sebagai gelombang kejut dalam masyarakat Arab. Namun, puisi Nizari itu disetujui oleh Menteri Pendidikan Suriah saat itu, Munir al-Ajlani. Dia mendukung Nizari dengan menulis kata pengantar untuk buku puisinya. 

Nizari Kabbani sangat dihormati dalam gelar Raja Penyair Arab. Pada saat kematiannya, pada 30 April 1998, banyak pria dan wanita hadir di Damaskus. Nizari meninggal karena serangan jantung pada 30 April 1998. Selama perawatan di sebuah rumah sakit di London, dia pernah berkata, “Rahim yang mengajariku puisi, Rahim yang mengajariku kreativitas, dan mengajariku menulis bunga melati.” 

Beberapa karyanya antara lain adal Qalat Li Al-Samra’ (1944), Thufulat Nahd (1948), Samia (1949), Anti Li (1950), Qashâid (1956), Habibati (1961), Al-Rasm Bi Al-Kalimat (1966), Yaumiyat Imraah La Mubaliyah (1968), Qashaid Mutawahhisyah (1970), Kitab Al-Hubb (1970) dan masih banyak lainnya. Aku Bersaksi Tiada Perempuan Selain Engkau adalah salah satu karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Basa Basi pada tahun 2018.

Postingan populer dari blog ini

"Sastra Mahjar ( Tokoh dan Karyanya)"

Yusuf Idris

"Kemunculan Aliran Pembaharu (Apollo dan Diwan)"